....blueCoholic

WWW.OLINXK.TK *** Discussion;Moderator Rights Downgrade *** Touring With The Extra Joss Motor Club *** Gerakan Nasional Open Source (GNOS) *** Watch Their Ideology *** Mem-bypass Serial Number Saat Instalasi Windows 20... *** Imbauan Dekan FIB kepada alumni FIB UI *** Soft Site Lauch (SSL) *** Virtual PC, Makanan apaan tuh ?? *** "string" is great value *** TV Station, dambaann. Tapi membingungkan ... **** WWW.OLINXK.TK

Thursday, May 26, 2005

Bersama Joss-Motor Menjajal Jalur Jakarta-Bogor-Puncak


“Just living is not enough," said the Butterfly.
"One must have sunshine, freedom, and a little flower”
Hans Christian Anderson (1805-1875)
Introo:
Bermula dari jiwa avonturir yang meletup-letup dan keinginan untuk “menikmati jalanan aspal” Jakarta-Puncak, maka kami (9 cowok dan 1 cewek, Dept FAITL+GA), sebagian kecil dari karyawan PT. Bintang Toedjoe mencoba untuk menyiasati waktu liburan yang terjepit ini untuk menjajal liku-likunya jalanan Puncak di malam hari. Berikut ini sebagian cerita yang bisa kami coba bagikan untuk rekan-rekan semua. Semoga bermanfaat !!...

Senin, 23-05-2005 4:00 pm (Ayo…!!! Ayo…. !!!)
Tak terasa jam di dinding sudah menunjukkan tepat pukul 16.00, yang berarti sekarang waktunya bagi kami untuk segera berkemas-kemas untuk berangkat ke Puncak naik motor. Batalnya sebagian rekan-rekan dari jadwal semula, tidak menciutkan semangat kami untuk tetap berangkat menuju Puncak sekaligus menjajal dinginnya kabut malam di Gunung Mas. The Show Must Go On Bung……!!!! Yeahhhh……

5:30 pm (Gone With The Wind……wushhh…..wushhhh)
Brumm….Brumm…. Bunyi auman GL Daru yang sudah tidak sabar untuk segera terbang bersama si pemilik dan tumpangannya, Bung Fanny (Legal). Akhirnya setelah berdoa didalam hati memohon keselamatan di jalan, dengan semangat yang membara, tepat pukul 6:35 pm, 5 sepeda motor yang masing-masing sudah Full Tune-up mulai melesat meninggalkan halaman parkir B7 dengan membawa masing-masing 2 orang lengkap dengan ransel yang berisi kaos dan rompi pemberian dari Marketing (thanks ya Marketing….) Yahhh, kami ber-10, mulai meninggalkan Jakarta dengan segala kemacetannya di sore hari itu, menuju ke Giant Cimanggis sebagai titik istirahat kami yang pertama untuk sekedar mengisi perut kami agar tidak masuk angin…cieeee…….

6:30 pm (Rombongan Terpisah)
Tepat di depan Giant-Cimanggis, kami berhenti. Tidak terasa, ternyata ada 1 motor yang “menghilang” dari rombongan. Lagi-lagi Daru dan Fanny membuat ulah, dengan sengaja mereka mendahului rombongan dan berhenti di warteg untuk mengisi perut mereka. Padahal kami sudah menunggu sekitar 30 menit di depan GIANT untuk menunggu kedatangan Daru-Fanny…Eh, dasar kurang ajar, ternyata malah mereka sudah dengan asyiknya makan di warteg yang JARAKNYA + 2 km di DEPAN ROMBONGAN INTI !!!!!!.....Huhh!!!!!.....Akhirnya setelah melalui komunikasi HP, baru terlacak keberadaan 2 makhluk jelek tersebut, sehingga kami terpaksa menyusul mereka dengan hati yang dongkol.

7:30 (Candle Light Dinner…Nyam…Nyam…)
“Monyong elo Ru…..”….itulah kata2 pertama yang keluar begitu kami berhasil nemuin mereka berdua…Dan yang tambah kesel, mereka cuma cengar cengir aja dengan wajah innocent…!!!!!!!!!! “Gua gak temu JAYEN, ketemunya GIANT…Yah gue terus aja deh….!!!”, gitu alasan Daru. Konyol……… Akhirnya setelah “kenyang misuh-misuhin” Daru+Fanny, kami cari Rumah Makan untuk men”charge” energi. Apalagi setelah 2 jam kami cuma kenyang ngisep knalpot di jalan. Sambil menunggu motorku untuk diganti kampas rem depannya yang udah rontok dilibas aspal Cimanggis, rombongan inti makan di RM Padang. Akhirnya, setelah habis makan malam, kami cabut lagi untuk langsung menuju Puncak.

9.30 pm (Puncak..Here We Come….)
Wuuuuusssssssss…Jupiter Emil dengan mister Yayan sebagai navigator dengan galaknya terus memacu di depan rombongan sebagai pembuka jalan. Bogor menyambut kami dengan dinginnya yang khas….Brrrrrrr…Brrrrr…..Bogor aja udah dingin, apalagi di Puncak neh !!! si Dudi-GA mulai menggerutu. Apalagi bodynya lumayan tipis, untung aja di depan dia ada Marcell-FA dengan bodynya yang 3.5x ukuran body Dudi siap meng-cover Dudi dengan kehangatan tubuhnya…(ups, sensor). Tajur-Ciawi-Cipayung-Cisarua-Gunung Mas berhasil kami lalui tanpa hambatan karena jalan relatif sepi malam itu. Mungkin para turis lokal yang banyak memenuhi villa di sekitar jalur puncak sudah terbuai mimpi indah mereka. Tepat jam 9.30 pm, rombongan nyampe di Masjid Atta’Awun sebagai tempat istirahat kami sambil menunggu sebagian rekan rekan kami menunaikan sholat Isya yang sempet tertinggal. Kabut tipis dan hujan gerimis rintik-rintik semakin menambah keinginan kami untuk saling merapatkan badan untuk sekedar mengusir dingin dan capek yang mulai menyerang. Sambil sekedar istirahat, lumayan juga untuk mencuci mata di halaman mesjid yang memang dipenuhi oleh remaja-remaja Ibukota dengan stylenya yang modis dan wangi-wangi. Beda banget pemandangannya ama kami yang dari tadi sore belum mandi, ditambah dengan dekilnya debu-debu jalanan yang menempel di badan kami.

10.00 pm (Hunting Villa)
Suhu 10 derajat malam itu membuat kami untuk segera memutuskan untuk mencari Villa dan bermalam di depan Simpang Raya Cipanas. Akhirnya Daru dengan keahliannya me-lobby (keahlian sampingan dia, selain membuat Faktur di kantor), kami berhasil mendapat villa dengan harga yang cukup bisa terjangkau kocek kami, 150 ribu semalam dengan fasilitas 3 kamar, tanpa AC (karena emang sudah dingin), tanpa TV dan kamar mandi tanpa Water Heater. Tapi lumayan untuk sekedar meluruskan otot pinggang dan pinggul kami yang sudah 4 jam diajak untuk ngukur jalan diatas jok motor…!!!

11.00 pm (Second Dinner)
Judul diatas memang sangat pas, karena memang hal itulah yang pertama kami lakukan setelah kami membongkar isi ransel kami. Kami cari makan lagi untuk nge-charge perut kami yang udah mulai low batt lagi. Warung remang-remang pinggir jalan, menjadi pilihan kami untuk nongkrong sambil nyruput bandrek anget dan indomie soto ayam..Uenakk-e…Entah kenapa ya, Indomie yang isi dan bumbunya sama dengan yang dijual di Jakarta, rasanya beda banget kalo dimakan di Puncak ???...Begitu pula seperti yang aku rasakan pada saat camping bersama rekan-rekan ENL.

“Indomie di Puncak rasanya lebih kena di lidah dan lebih nusuk lambung..”, batinku.
Selesai menikmati indomie dan bandrek, kami beranjak untuk kembali ke villa. Ajakan Bung Fanny untuk nyate di RM. Shinta, menggodaku untuk mencicipi kayak apa sih rasanya sate ayam di Puncak. Akhirnya walaupun 2 indomie goreng sudah bersemayam di perutku, aku memenuhi ajakan Fanny untuk nyate di RM tersebut. “Nemenin Fanny coy, kasian khan dia belum makan indomie tadi…” Begitulah alasanku saat mereka kaget mendengar aku mau makan sate lagi.Hehehe…..Memang salah satu kelebihanku adalah meningkatnya nafsu makan bila berada di tempat yang dingin. Dan temen-temen dari Departemen FAITL, sudah maklum akan “kelebihanku” tersebut. Akhirnya dengan keadaan perut kenyang, kita semua mulai masuk ke kamar masing-masing dan tak lama kemudian suara dengkuran kami mulai susul menyusul, tidak mau kalah dengan suara knalpot motor kami yang sudah tarik-tarikan dari Kantor-Puncak 4 jam yang lalu…Good night, Sleep Tight…zzzzzzzzzz……..zzzzzzzzzzzzzzzz

Selasa, 24 Mei 2005….(Selamat Hari Raya Waisak)
7:00 am (Good Morning Indonesia…..!!!)
Udara dingin yang menyelimuti Cipanas, membuatku malas untuk keluar dari kamar, tapi sinar mentari yang cerah pagi itu memaksa kami untuk segera melipat sprei kami. Begitu aku keluar dari kamar, diluar kamar sudah terlihat Fanny dan mister Yayan sedang ngobrol sambil makan gorengan bakwan. Ternyata asal muasal keberadaan bakwan itu punya kisah tersendiri. Pagi itu, pas Fanny bangun dan hendak membuka pintu villa kami, ternyata pintu tidak mau dibuka dari dalam. Alias macet. Diotak-atik udah mentok, akhirnya pas kebetulan ada Bapak penjual gorengan udah ngetem di teras depan villa kami, jadinya Fanny ngoperin kunci tersebut melalui celah yang ada di atas pintu kepada Bapak penjual gorengan tadi, untuk dibuka dari luar. Dan sebagai tanda jasa, Fanny “terpaksa” membeli gorengan yang dijual si Bapak tadi… Hehehe….Pagi-pagi udah terjadi kekonyolan yang tidak ter-skenario. Sementara di dalam kamar terlihat 2 makhluk sejenis yang bobo mesra bareng satu ranjang, yaitu Daru dan Marchell. Anget coy…….

9:00 am (Packing Boooo….)
Kebersamaan yang mesra di villa itu sayangnya harus segera kami akhiri. Setelah berpose centil di teras depan villa, kami segera check-out untuk Tea Walk di Gunung Mas. Tak lupa juga kami sarapan dulu biar kuat untuk jalan-jalan di kebun teh. Jalanan menuju Gunung Mas masih lengang, sementara di sepanjang jalan terlihat billboard besar ExtraJoss kebanggaan kita dengan warna kuning ngejreng, semakin menambah semarak suasana hati di pagi yang cerah itu.

9:30 am (Tea Walk)
Memasuki gerbang perkebunan Teh Gunung Mas, terlihat banyak wisatawan yang juga sedang memanfaatkan waktu liburan di situ. Baik yang menggunakan mobil pribadi maupun rombongan dengan Bus Wisata. Kebanyakan mereka memang dari Jakarta, terlihat dari plat kendaaan yang berawalan B (termasuk motor kami). Setelah memarkir motor kami di tempat yang adem, akhirnya Daru mulai memimpin rombongan kami untuk hiking di kebun teh. Beruntung kami sudah cukup latihan fisik di Sport Centre selama sebulan ini, karena ternyata hiking di Kebun Teh yang bernuansa hijau tersebut, cukup membuat peluh kami keluar membasahi kaos hitam ExtraJoss bergambar Iwan Fals-Generasi Biang yang kami pakai. Menelusuri jalan setapak, menyeberangi sungai kecil, naik turun bukit yang dari kejauhan tampak seperti hamparan karpet hijau,…Ahh, indahnya alam Indonesiaku. Sayang masih terlihat sampah-sampah yang dibuang sembarangan oleh orang-orang yang kurang menyadari arti keindahan. Ironis memang.

11.30 am (Ocha, cewek berkaki empat)
Acara Tea Walk kami akhiri jam 11.30, karena sebagian dari anggota rombongan kami terutama yang memiliki body “montok” sudah mulai mengeluh kecapekan. Rencananya sih kami mau muterin bukit, tapi yo wis lah, kami tetap harus mementingkan kepentingan bersama (ceileee...).Akhirnya kami pulang ke Base Camp, dan istirahat ngatur nafas kami supaya normal lagi. Sambil istirahat, aku bahkan sempet nyoba naek kuda cewek berwarna coklat bernama ocha yang banyak disewain di sepanjang jalan di Gunung Mas tersebut. Cukup bayar ceban, aku bisa muterin areal tempat kami parkir bersama ocha. Ternyata serem juga lho naek si ocha, rasanya kayak mau jatuh terus dari punggungnya, apalagi kalo ketemu jalan berbatu. Sesekali ocha kepleset diantara bebatuan tersebut, membuatku untuk menahan napas dan berteriak kepada si ujang pemilik ocha untuk memegangi tali pelanaku. Malu coy, kalo sampe jatuh. Masak jatuh dari kuda sih ?? Gak keren banget….Mending kalo jatuhnya naik HD…hihihi…

12.30 pm(Cabut yukss)
Jarum jam sudah menunjukan tepat jam 12.30. Sementara mentari sedang terik-teriknya diatas ubun-ubun kami. Malas rasanya untuk meninggalkan tempat yang nyaman tersebut, tapi perut kami udah mulai mengeluarkan bunyi yang menandingi Twilight Orchestra-nya Addie MS. Mau tidak mau, kami harus menyudahi acara kami di Gunung Mas. Dan dari kesepakatan, diambil suara bulat, untuk makan siang di daerah Cisarua. Lagi-lagi kekompakan Daru+Fanny dibuktikan, mereka berdua beli kodok merah yang dijual oleh ujang yang dengan ngototnya menjajakan kodok merah kepada kami. Dengan rasa tidak tega di hati Daru+Fanny, yang akhirnya mereka berdua membeli kodok merah tersebut dengan harga goceng dua biji (harga yang ditawarkan semula goceng satu biji). Semua anggota rombongan tertawa melihat kelakuan Daru+Fanny membeli kodok merah tersebut. Setelah itu kami konvoi lagi meninggalkan areal Gunung Mas dengan segala kenangannya.

01.0 pm (Nasi Timbel, pancen uenak)
Macet mulai menghadang kami disepanjang jalur pulang menuju Bogor. Setelah isi bensin di dekat pasar Cisarua, kami juga mengisi perut di Restoran Ayam Goreng yang ada di Jalan Raya Cipayung. Cukup lama kami ngetem disitu, sambil menunggu sinar mentari tidak terlalu menyengat di kepala kami. Dan pas jam 02.30, kami meneruskan kembali perjalanan kami menuju Bogor untuk membeli Roti Unyil dan asinan.
03.40 pm (Home Sweet Home)
Bogor macet…!!! Sepanjang jalan Tajur-Gedong Dalem penuh dengan mobil plat B. Untung saja kami naik motor, sehingga bisa selip sana-selip sini menghindari kemacetan. Walaupun berulang kali juga kami stack di tengah-tengah kemacetan yang padat itu. Setelah beli oleh-oleh di Gedong Dalem untuk orang-orang yang kami sayangi di Jakarta (ehem..), tepat pukul 03.40 kami langsung pulang terpisah-pisah menuju Jakarta. Jalanan cukup lancar menuju Jakarta, dan walaupun niatnya jalan terpisah, tapi tak urung juga, kami masih sempat konvoi sampai tiba di Cijantung. Akhirnya …. Thanks God, atas segala lindunganNya kepada kami selama di perjalanan pergi maupun pulang. Jam 05.25, kami sampai di Jakarta yang menyambut kami dengan macetnya di sore hari itu.

Next Trip : Carita ……. Would u Like 2 Join Us ???

Special Thanks To :
· Tuhan YMK, yang sudah memberikan cuaca yang bagus sepanjang perjalanan dan yang sudah melindungi kami selama perjalanan.
· Team Rombongan : Arief, Yayan, Pedro, Emil, Marchell, Daru, Fanny, Dudi, Harry(Olinx), Vivi
· Departemen Marketing, atas support Kaos dan Rompinya.
· Rekan-rekan Departeman FAITL + GA
· Bpk. Bengkel yang sudah memperbaiki rem motorku
· Bpk. penjual gorengan yang sudah membukakan pintu villa kami dari luar.
written by: Arief a.k.a Achoy
this article will published on "Wancana Bintang" an Bintang Toedjoe's Employee Media

0 Comments:

Post a Comment

<< Home